Salah satu persolaan yang menyangkut
paradaban umat manusia, bahkan kebutuhan pokoknyya, ialah persoalan sandang
atau yang biasa kita sebut bahasa kita sehari-hari yakni pakaian. Pakaian
berkaitan buka saja dengan etika dan estetika, tetapi juga dengan kondisi
sosial ekonomi dan budaya, bahkan berkaitan juga dengan iklim. Tidak heran jika
Al-Quran berbicara tentang masalah tersebut, walaupun pembicaraannya tidak
menyangkut mode atau bentuknya. Yang dibicarakannya adalah fungsi dan tujuannya
pakaian.
Identitas seseorang dan garis-garis besar
cara berfikirnya dapat diketahui dari pakaiannya. Pakaian seseorang bahkan
dapat mempengaruhi tingkah laku dan emosi. Orang tua yang memakai pakaian anak
muda tanpa tidak disadari dapat mengalir jiwa anak muda dalam diri orang tua
tersebut.
Perlu kita ketahui peranan pakaian dalam kehidupan
kita sangatlah besar. Sehingga tidak jarang ada negara yang mengubah pakaian
militernya setelah mengalami kekalahan. Bahkan, misalnya, Negara Turki melarang
pemakaian tarbusy dan menggantinya dengan topi ala barat, karena Kemal Attaturk
menilai bahwa tarbusy tersebut adalah bagian dari pemikiran kolot yang
mengahambat kemajuan masyarakatnya. Demikian besar pengaruh pakaian pada diri seseorang
dan masyarakat.
Sebagai seorang muslim yang taat pada
ajaran sudah barang tentu kita akan memilih menggunakan pakaian taqwa
dibandingkan dengan pakaian yang memamerkan aurat kita. Menurut Al-Quran 20 :
117 Nabi Adam as., ketika masih berada di surga diperingatkan oleh Allah : Hai
Adam, sesungguhnya ini (iblis) adalah musuh bagimu dan bagi istrimu. Jangan
sampai ia mengeluarkanmnu berdua dari surga, sehingga menyebabkan engkau
bersusah payah (dalam memenuhi kebutuhan sandang, pangan dan papan).
Ada hal yang perlu diperhatikan dalam
menggunakan pakaian yang kita gunakan kini yang sebagaimana dengan fungsinya
paling tidak ada tiga fungsi pakaian yang disinggung Al-Quran: pertama,
memelihara pemakainya dari sengatan panas dan dingin serta segala sesuatu yang
dapat mengganggu jasmani sehingga tubuh kita terasa terlindungi. Kedua,
menunjukan identitas sebagaimana yang dijelaskan diatas. Identitas disini
sehingga pemakaiannya dapat terpelihara dari gangguan dan usilan dari
orang-orang yang tidak bertanggung jawab. Seperti contohnya apabila ada seorang
wanita menggunakan pakaian yang berani
sehingga terkesan memamerkan lekuk tubuhnya seraya banyak orang yang
memperhatikan dan tidak sedikit orang-orang yang akan mengejeknya. Beda halnya
dengan seorang wanta muslim yang mengenakan pakaian muslim layaknya perempuan
yang menutup uratnya secara baik dia telah menggambarkan batapa suci dan
mulianya dia dihadapa orang yang melihatnya.
Tak sedikit disaat orang yang bertemu
dengan wanita tersebut mengucapkan “Assalamualaikum” semoga kedamaian
dilimpahkan kepadamu diiringi dengan rahmat dari Allah dan juga barakah dari
Allah untukmu. Begitu mulianya kita bila kita dapat menajadi muslimah yang
dapat menutup aurat kita dengan baik. Ketiga, menutupi dari yang tidak wajar kalihatan
(termasuk aurat) serta menambahkan keindahan pemakainya.
Dewasa ini berhijab menjadi trend yang
semakin bangkit dari masanya tidak sedikit kaum hawa yang memutuskan untuk
menggunakan kerudung karena ingin terlihat lebih cantik dihadapan khalayak
ramai. Sehingga tidak sedikit bermuculan berbagai macam butik yang meyediakan
perlengkapan muslim dan muslimah. Dulu mungkin orang enggan sekali menggunakan
kerudung ke acara-acara yang bersifat formal sebab akan di ejek karena tidak
sesuai dengan acara tersebut. Namun kini setelah semuanya berkembang dengan
baik muslimah dapat menggunakan kerudung dengan berbabagi gaya sesuai apa yang
menjadi ciri khas dan sesuai keinginan pemakainya.
Ada satu keliruan jika kita mengingkari
pentingnya pakaian, tetapi lebih keliru lagi yang tidak selektif dalam memilih
pakaian yang sesuai denagn kondisi sosial, ekonomi, dan budaya masyarakat.
Namun demikian, sangat keliru mereka yang
mangabaikan petunjuk-petunjuk agama dalam hal berpakaian.
Salahlah apabila perasaan seseorang yang
disinggung karena memilih pakaian yang dianggapnya baik. Tetapi lebih salah
lagi jika melaarangnya memakai yang dinilaioleh agama baik.Wal-lahu a’lam.
“Iin
Nuraeni”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar