Selasa, 20 November 2012

Belajar kepada kesuksesan dan kegagalan seseorang

Belajar dan berlatih tiada henti sangat mendukung kesuksesan dan kebahagian sejati. Belajar akan membuat kita paham, sedangkan berlatih kita mampu meningkatkan keterampilan. Belajar dan berlatih pada akhirnya juga akan menciptakan budaya sekaligus membentuk karakter kita sebagai manusia yang senantiasa berusaha secara maksimal.
Sepanajng sejarah hidup manusia , sejak Nabi Adam hingga Nabi Muhammad, dari zaman penjajahan hingga zaman kemerdekaan , sejak orde lama hingga orde reformasi,  dari masa kita hanya mengenal sebuah bank konvensional hingga saat ini menjalar muncul bank syariah hingga bang Toyib. Dari kita kecil hingga sudah sampai sedewasa ini, banyak orang sukses dan gagal di dunia ini. Yang dapat kita ikuti atas ke suksesannya dan kita mempelajari bagaimana meraka gagal dalam mengarungi persaingan dunia yang sangat tajam.
Kita dalam mempelajari ilmu kehidupan tak perlu pandang bulu. Dari orang sukses maupun orang gagal kita bisa belajar bagaimana meraih kesuksesan dan cara menghindari kegagalan. Sejak bayi hingga menjelang ajal. Perjalanan hidup memberikan banyak pelajaran . tak heran jika muncul ungkapan, “Belajarlah sejak dalam buaian hinga ke liang lahat.” Selama nyawa masih menyatu dengan raga, selama itu juga kita wajib belajar. Selain itu juga kita wajib belajar. Selain tak mengenal batas waktu, belajar juga tak mengenal jarak. Dalam sebuah hadits dikatakan “ Tuntunlah ilmu hingga ke negeri Cina” . Artinya, meski harus menempuh ribuan bahkan jutaan kilometer, ilmu harus tetap di cari.
Nabi Muhammad adalah prototipe manusia yang senantiasa berusaha secara maksimal yang paling sempurna untuk diteladani. Kerja keras mewarani perjalanan hidup beliau. Dimasa kecil beliau mengembalakan ternak, ketika beranjak dewasa ia berdagang hingga ke kota Damaskus. Saat usianya senja, ia tidak pernah berhenti bekerja.
Disamping pekerja keras, Nabi Muhammad juga pekerja cerdas. Hal ini terlihat tatkala beliau beradagang. Tak heran meskipun lahir dalam keadaan yatim piatu, buta huruf,  dan berasal dari keluarga bersahaja, ia tak pernah kekurangan modal. Kecerdasannya dalam berdagang membuat para saudagar Mekah berlomba-lomba untuk menggunakan jasanya sebagai “sales”. Dan,orang yang paling beruntung adalah Khadijah , wanita yang kelak menjadi istrinya.
Karakter pekerja ikhlas juga dimiliki Rasulullah Saw. Sebelum diangkat menjadi rasul, beliau sudah setia bersikap ikhlas. Ketika berdagang beliau selalu berakat jujur. Jika barang dagangannyab memang bagus, Ia akan mengatakan bahwa kualitas barang itu baik, dengan terus terang hal itu diberitahukannya kepeada calon pembeli. Inilah bukti bahwa Rasulullah Saw.  Berdangang bukan hanya untuk uang semata, tetapi menajalankan suatu pekerjaan yang memang bermanfaat bagi orang lain. Karena ke jujurannya ini, gelar Al-Amin (orang yang terpercaya) melekat pada dirinya.
Dibalik sebuah kegagalan selalu tersimpan hikmah, setidaknya agar kita tidak mengalami kejadian yang sama. Sebab untuk mengetahui sebah usaha yang berpotensi gagal atau tidak, kita harus selalu mencobanya sendiri. Tetapi untuk mengetahui api  itu paas dan bisa membakar kulit, tentu saja kita tidak perlu membakar kulit kita sendiri.
Ketika kiota belajar mengenaim seluk beluk nafsu, tujuannya tentu bukan untuk memperbudak hawa nafsu, tetapi agar kita mampu mengendalikannya. Demikian juga dengan belajar dari kegagalan orang lain, entah karena kurang bekerja keras, kurangnya memras otak, atau tidak mengikuti  hati nurani. Dengan memetik pelajaran dari mereka, kita tidak akan terjebak pada langkah sama  yang hanya akan membuahkan kegagalkan serupa.

“Iin Nuraeni”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar