Sepanajng sejarah hidup manusia , sejak
Nabi Adam hingga Nabi Muhammad, dari zaman penjajahan hingga zaman kemerdekaan
, sejak orde lama hingga orde reformasi,
dari masa kita hanya mengenal sebuah bank konvensional hingga saat ini
menjalar muncul bank syariah hingga bang Toyib. Dari kita kecil hingga sudah
sampai sedewasa ini, banyak orang sukses dan gagal di dunia ini. Yang dapat
kita ikuti atas ke suksesannya dan kita mempelajari bagaimana meraka gagal
dalam mengarungi persaingan dunia yang sangat tajam.
Kita dalam mempelajari ilmu kehidupan tak
perlu pandang bulu. Dari orang sukses maupun orang gagal kita bisa belajar
bagaimana meraih kesuksesan dan cara menghindari kegagalan. Sejak bayi hingga
menjelang ajal. Perjalanan hidup memberikan banyak pelajaran . tak heran jika
muncul ungkapan, “Belajarlah sejak dalam buaian hinga ke liang lahat.” Selama
nyawa masih menyatu dengan raga, selama itu juga kita wajib belajar. Selain itu
juga kita wajib belajar. Selain tak mengenal batas waktu, belajar juga tak
mengenal jarak. Dalam sebuah hadits dikatakan “ Tuntunlah ilmu hingga ke negeri
Cina” . Artinya, meski harus menempuh ribuan bahkan jutaan kilometer, ilmu
harus tetap di cari.
Nabi Muhammad adalah prototipe manusia yang
senantiasa berusaha secara maksimal yang paling sempurna untuk diteladani.
Kerja keras mewarani perjalanan hidup beliau. Dimasa kecil beliau mengembalakan
ternak, ketika beranjak dewasa ia berdagang hingga ke kota Damaskus. Saat
usianya senja, ia tidak pernah berhenti bekerja.
Disamping pekerja keras, Nabi Muhammad juga
pekerja cerdas. Hal ini terlihat tatkala beliau beradagang. Tak heran meskipun
lahir dalam keadaan yatim piatu, buta huruf,
dan berasal dari keluarga bersahaja, ia tak pernah kekurangan modal.
Kecerdasannya dalam berdagang membuat para saudagar Mekah berlomba-lomba untuk
menggunakan jasanya sebagai “sales”. Dan,orang yang paling beruntung adalah
Khadijah , wanita yang kelak menjadi istrinya.
Karakter pekerja ikhlas juga dimiliki
Rasulullah Saw. Sebelum diangkat menjadi rasul, beliau sudah setia bersikap
ikhlas. Ketika berdagang beliau selalu berakat jujur. Jika barang dagangannyab
memang bagus, Ia akan mengatakan bahwa kualitas barang itu baik, dengan terus
terang hal itu diberitahukannya kepeada calon pembeli. Inilah bukti bahwa
Rasulullah Saw. Berdangang bukan hanya
untuk uang semata, tetapi menajalankan suatu pekerjaan yang memang bermanfaat
bagi orang lain. Karena ke jujurannya ini, gelar Al-Amin (orang yang
terpercaya) melekat pada dirinya.
Dibalik sebuah kegagalan selalu tersimpan
hikmah, setidaknya agar kita tidak mengalami kejadian yang sama. Sebab untuk
mengetahui sebah usaha yang berpotensi gagal atau tidak, kita harus selalu
mencobanya sendiri. Tetapi untuk mengetahui api
itu paas dan bisa membakar kulit, tentu saja kita tidak perlu membakar
kulit kita sendiri.
Ketika kiota belajar mengenaim seluk beluk
nafsu, tujuannya tentu bukan untuk memperbudak hawa nafsu, tetapi agar kita
mampu mengendalikannya. Demikian juga dengan belajar dari kegagalan orang lain,
entah karena kurang bekerja keras, kurangnya memras otak, atau tidak
mengikuti hati nurani. Dengan memetik
pelajaran dari mereka, kita tidak akan terjebak pada langkah sama yang hanya akan membuahkan kegagalkan serupa.
“Iin Nuraeni”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar